|
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
Apakah yang akan kalian lakukan
bila tiba-tiba ada cahaya matahari
yang memantul melalui kaca spion dan mengenai mata kalian? Tentu kalian akan memberikan
reaksi, ada yang memalingkan muka, ada yang menyempitkan kelopak mata, ada yang berusaha menghalangi
cahaya dengan telapak tangan.
Reaksi yang kalian lakukan tersebut merupakan suatu kegiatan yang dikendalikan oleh
suatu pengendali atau pengontrol
di dalam tubuh, yang disebut sistem koordinasi. Kalian akan
dikenalkan dengan sistem koordinasi
sehingga nantinya kalian akan dapat mendeskripsikan
sistem koordinasi,
alat indra pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Tugas
koordinasi tersebut
dilakukan oleh hormon, saraf dan indra. Dalam sistem koordinasi diperlukan
tiga komponen agar fungsi koordinasi
tersebut dapat berlangsung yaitu reseptor, konduktor, dan
efektor.
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini.
Sistem Koordinasi dan Alat Indra pada Manusia
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
Sistem Koordinasi
Indra
meliputi
meliputi
Sistem Saraf
Hormon
Mata
Hidung
Telinga
Kulit
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.gif)
Setelah kalian memahami peta konsep di atas, perhatikan kata-kata kunci berikut
yang merupakan kunci dan cara memahami materi ini.
•
Sistem saraf
|
•
Neuron
|
•
Gerak refleks
|
•
Hormon
|
•
Saraf simpatik
|
|
•
Indra
|
•
Saraf parasimpatik
|
|
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.gif)
1. Reseptor
Dalam sistem
koordinasi diperlukan tiga komponen agar
fungsi koordinasi dapat berlangsung, yaitu reseptor, konduktor, dan efektor.
Reseptor adalah bagian
tubuh yang berfungsi sebagai
penerima rangsangan. Bagian yang berfungsi
sebagai penerima rangsangan tersebut adalah indra.
2. Konduktor
Konduktor adalah bagian
tubuh yang berfungsi sebagai penghantar
rangsangan. Bagian tersebut adalah sel-sel
saraf (neuron) yang membentuk sistem
saraf. Sel-sel
saraf ini ada yang berfungsi
membawa rangsangan ke pusat
saraf ada juga yang membawa pesan dari pusat saraf.
3. Efektor
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.gif)
Keterkaitan ketiga komponen tersebut dapat kita
buat skema sederhana seperti berikut.
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.jpg)
Nah, dari
skema
di atas tampak jelas bahwa
antara sistem saraf dan indra sangat erat kaitannya
dalam sistem koordinasi.
Berikut ini akan kita bahas mengenai sistem saraf
dan indra tersebut.
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.gif)
Sebagai sistem koordinasi, sistem saraf mempunyai fungsi:
1. Pengendalian kerja alat-alat tubuh agar
bekerja serasi.
2. Alat komunikasi
antara tubuh dengan lingkungan
di luar tubuh, yang
dilakukan oleh ujung
saraf pada indra, dan lingkungan
dalam tubuh.
3. Pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka sistem saraf tersusun oleh berbagai organ, jaringan
dan juga komponen
terkecil yaitu sel.
1. Sel Saraf
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image017.jpg)
badan sel akson
seludang myelin
nodus ranvier
Gambar 3.1
Struktur sel saraf
Sumber: Encyclopedia
a. Badan sel
Badan sel
saraf mengandung inti
sel dan
sitoplasma. Di dalam
sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai
penyedia energi untuk membawa
rangsangan.
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.gif)
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan
penjuluran sitoplasma. Pada umumnya sebuah neuron
mempunyai banyak dendrit dan ukuran
dendrit pendek. Dendrit berfungsi membawa
rangsangan ke badan sel.
c. Neurit (akson)
Neurit atau akson
adalah serabut-serabut yang merupakan
penjuluran sitoplasma yang
panjang. Sebuah neuron
memiliki satu akson. Neurit berfungsi
untuk membawa rangsangan dari badan
sel ke
sel saraf lain. Neurit dibungkus oleh
selubung lemak yang disebut myelin
yang terdiri
atas perluasan
membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk
isolator dan pemberi makan sel saraf.
Antara neuron satu dengan neuron satu dengan
neuron berikutnya tidak
bersambungan secara langsung tetapi
membentuk celah yang sangat sempit.
Celah antara ujung neurit
suatu neuron dengan dendrit neuron
lain tersebut dinamakan sinapsis
(lihat Gambar 3.2). Pada bagian sinaps inilah
suatu zat kimia yang disebut
neurotransmiter (misalnya
asetilkolin) menyeberang untuk membawa
impuls dari ujung neurit suatu
neuron ke dendrit neuron berikutnya.
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image018.jpg)
Gambar 3.2
Sinapsis
Sumber: www.latercera.cl
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.gif)
Berdasarkan bentuk dan fungsinya neuron
dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Neuron
sensorik
Neuron sensorik
adalah
Ujung
sensorik
Badan sel
(1) Neuron sensorik
neuron yang membawa impuls
dari reseptor (indra) ke pusat susunan saraf
(otak dan sumsum tulang belakang).
(2) Neuron asosiasi
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image019.jpg)
(4) Efektor (3) Neuron motorik
Gambar 3.3
Neuron sensorik,
neuron motorik, dan neuron konektor
Sumber: Biology Life on Earth
b. Neuron motorik
Neuron motorik
adalah neuron yang membawa
impuls dari pusat susunan saraf
ke efektor (otot dan kelenjar).
c. Neuron konektor
Neuron konektor adalah neuron
yang membawa impuls dari neuron sensorik
ke neuron
motorik.
2. Jalan yang Dilalui Impuls
Pada umumnya kita menggerakkan bagian badan
karena kemauan kita atau atas perintah otak. Menulis,
membuka payung,
mengambil makanan atau berjalan
merupakan contoh gerak yang kita sadari, sehingga
gerak semacam ini disebut gerak sadar.
Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh dikoordinasi
oleh otak. Rangsangan yang diterima oleh
reseptor (indra) disampaikan ke otak melalui neuron sensorik.
Di otak rangsangan
tadi diartikan dan diputuskan apa yang akan
dilakukan. Kemudian otak mengirimkan perintah ke efektor melalui
neuron motorik. Otot (efektor) bergerak
melaksanakan perintah otak. Secara
ringkas lintasan/jalan gerak sadar tersebut
dapat kita buat skema sebagai
berikut.
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image023.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.gif)
Kadang-kadang bagian
tubuh kita juga melakukan
suatu gerakan yang terjadinya secara tiba-tiba tanpa disadari.
Misalnya saat lutut kita diketuk/ dipukul pada bagian tendon (lihat Gambar
3.4). Akibatnya secara tidak sadar, kaki
kita akan menyentak. Gerakan
yang dilakukan
oleh kaki
tersebut terjadi secara tiba-tiba dan tidak diperintah oleh otak. Gerak semacam
ini disebut gerak refleks.
Secara ringkas lintasan
gerak refleks dapat
kita buat skema sebagai berikut.
Rangsangan neuron sensorik
sumsum tulang belakang
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image024.gif)
Interneuron
Sumsum tulang belakang
(sayatan melintang)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image026.jpg)
Badan sel neuron sensoris dalam ganglion
akar dorsal
Neuron motoris memfasilitasi
kuadrisep
Neuron sensoris
Resepsor sensoris (regangan) Otot kuadrisep (ekstendor)
Gambar 3.4
Jalan yang dilalui impuls gerak refleks spinalis
Sumber: Biologi Jilid 3 (2004): 203
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.gif)
Tapi kalian harus
tahu bahwa jalannya impuls gerak
refleks ada dua macam yaitu
lintasan refleks spinalis dan lintasan refleks cranialis. Lintasan refleks
spinalis yaitu
lintasan gerak refleks
yang melalui sumsum tulang
belakang. Contohnya gerakan mengangkat
kaki secara tiba-tiba saat lutut
kita dipukul. Sedangkan
lintasan cranialis yaitu bila lintasan
gerak refleks melalui
otak, tetapi otak memberikan
tanggapan secara langsung
tanpa kesadaran manusia. Contoh gerak refleks yang melalui lintasan
cranialis adalah gerak mengecilnya pupil mata apabila
mata menerima cahaya yang terang.
Untuk mengetahui gerak refleks lakukan kegiatan
berikut.
Kegiatan 3.1
A. Tujuan
Gerak Refleks
Untuk mengetahui gerak refleks pada pupil mata.
B. Alat dan Bahan
Lampu senter kecil
C. Cara
Kerja
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image029.gif)
2. Tanpa memberitahukan kepadanya, arahkan nyala lampu senter ke mata teman kalian tersebut.
3. Amatilah perubahan yang terjadi pada pupil mata teman kalian.
4. Tanyakan kepada teman kalian tersebut, apakah dia menyadari
perubahan yang terjadi pada pupil matanya.
5. Gambarkan pada kertas manila keadaan pupil teman kalian
sebelum dan sesudah
disinari.
6. Jelaskan hasil pengamatan kalian kepada teman di kelas kalian.
No comments:
Post a Comment